Wednesday, June 15, 2011

Sisi Gelap Industri K-pop

Sisi Gelap Industri K-pop
K-pop, singkatan dari Korean pop, adalah genre musik yang terdiri dari elektronik, hip hop, pop, rock, dan musik R & B yang berasal dari Korea Selatan. K-pop telah berkembang menjadi sebuah subkultur populer di kalangan remaja dan kaum muda di seluruh Asia.
Begitu cepatnya perkembangan K-pop di dunia, K-pop secara pasti meraih popularitas juga di luar Asia, terutama di Amerika, Kanada, dan Australia. Pada tahun 2009, Wonder Grils menjadi penyanyi Korea yang berhasil memasuki chart U.S. Billboard Hot 100 dengan single mereka "Nobody". Banyak juga artis Korea yang bekerjasama dengan produser terkenal dunia, seperti Kanye West, Teddy Riley, Diplo, Rodney Jerkins, dan will.i.am.

Agen pencari bakat sepenuhnya mensubsidi dan mengawasi kehidupan dan karir para artis magang. Untuk melatih dan peluncuran artis baru, talent agency menghabiskan lebih dari $ 400,000 USD

Untuk membentuk suatu girl group, boy band, ataupun artis solo, dibutuhkan pelatihan khusus (magang). Setelah melalui seleksi ketat untuk mencapai impian untuk menjadi idol, mereka dilatih secara intensif selama 2 tahun atau lebih. Latihan tersebut terdiri dari latihan vokal, koreografi tari, membentuk badan, dan mempelajari berbagai bahasa. Semua itu dilakukan beriringan dengan kegiatan sekolah formal.

Dibalik ketenaran dan gemerlapnya industri K-pop, mungkin banyak yang tidak mengetahui sisi gelapnya. Setelah melalui kerja keras latihan bertahun-tahun, rekaman, konser, dan berbagai pekerjaan lainnya, kebanyakan artis K-pop ini ternyata tidak menghasilkan pendapatan yang memuaskan.

Salah satu contohnya adalah gilr group RAINBOW. Setelah usaha keras, mungkin keluarga mereka kecewa seberapa kecil mereka akan dibayar. Management company mengakui bahwa setelah pemotongan berbagai macam biaya untuk produksi dan konser, hampir tidak ada bagian yang tersisa untuk para artis tersebut.


Saat ini, para artis semakin vokal untuk menyuarakan perubahan. Kontrak yang lama diperbaharui menjadi lebih fleksibel dan detail. Namun, untuk memproduksi K-pop membutuhkan biaya yang sangat tinggi, sehingga kontrak baru juga tidak memberikan dampak yang berarti.
Di salah satu pasar musik digital terbesar dunia, beberapa website menjual lagu hanya dengan harga beberapa sen. Harga tersebut tidak ditentukan oleh artis, label rekaman, ataupun management company, tetapi ditentukan oleh kartel untuk memonopoli pasar. Mereka memasang harga begitu rendah untuk menghindari para saingan bisnis lainnya.

Sumber :
majalah harian nova

No comments:

Post a Comment